Menulis buku yang hampir tidak dipublish

Proses awal menuju niat menulis buku

Windyasari Septriani
9 min readFeb 13, 2023
Pre Order buku

Intinya dalam tulisan ini saya hanya mau sharing di balik penulisan buku baik proses menuju ide menulis buku itu sendiri dan di saat menulisnya serta ketika mempublishnya. Siapa tahu dari yang baca jadi tergugah hati dan pikirannya untuk menulis juga, karena saya pun dulu gitu. Tergugah oleh salah seorang penulis praktisi periklanan/advertising yang dapat nasihat untuk nulis buku dari ayahnya walaupun cuma sekali. Sejak itu nempel di benak saya, tergugah untuk suatu saat akan menulis buku juga.

Masa muda & Minat Baca

Jika ingin menulis itu memang di banyak tips-tips yang beredar pun sebaiknya kita juga suka dengan yang namanya baca. Agar memudahkan kita untuk menuangkan pikiran dalam bentuk tulisan karena terinspirasi dan terbiasa baca tulisan. Waktu saya kuliah DKV dulu, saya beli bukunya Budiman Hakim, seorang copywriter dan pemilik advertising, judulnya Lanturan Tapi Relevan;

Kalau motivasi suka baca itu waktu dulu saya SMA, saya lihat salah satu teman bawa buku Chicken Soup for The Teenage Soul yang versi covernya masih full serba merah. Saya lihat buku itu cukup tebal. Sedangkan saya biasanya beli buku komik aja, terbitan Elex Media Komputindo yang ber-seri, kaya doraemon, Kobo Chan, Break Shot, Kung Fu Boy, Candy Candy, Ninja Hatori, Serial Cantik (berbagai cerita cinta remaja di Jepang soal patah hati), dll — (Yow, anak 90an manaa? ada? oh iya udah jarang ada, maap. 😆)

Saya langsung mikir, kenapa ngga baca juga buku-buku teks tebal seperti itu, toh udah semakin tumbuh, bukan anak SMP lagi. Langsung lah seingat saya, saya pinjam buku itu. Dan ternyata saya suka bacanya. Saat kuliah, hobi baca buku ini semakin meningkat drastis. Termasuk sampai beli buku serinya Chicken Soup for the College Soul serta Single’s Soul saya beli hehe … padahal kan yah, anak kuliah, mah emang harusnya single aja ya, kalau emang belum rencana nikah. Dipikirin amat dulu itu, dibaperin. Selain itu juga berkat saya baca salah satu novel yang terkenal saat itu, Dunia Sophie, soal cerita rentetan filsafat, jadi bikin saya suka buku-buku filsafat dan buku-buku kiri layaknya mahasiswa pejuang 1998. Tapi Alhamdulillah ngga sampe dimasukin ke otak dan hati buku-buku filsafat seperti itu. Karena banyak yang ngga make sense, hingga akhirnya saya kaitkan filsafat itu dengan yang lebih masuk akal, yaitu buku agama. Tidak, saya tidak langsung berjilbab … masih jauh. Saya cuma membuka hati padaNya, bukan karena apa-apa tapi karena tahu diri aja. Saya cuma setitik manusia di galaksi ini, kenapa juga ngga mau dengerin pencipta kita.

Kita hanya se mikro titik manusia.

Selain buku-buku kiri, buku advertising atau desain yang cuma ada segelintir di toko buku, buku psikologi/self-improvement, buku-buku soal hobi saya saat itu, saya juga beli beberapa buku tips menulis seperti ini:

Jadi ini buku era tahun 2000an awal saat saya kuliah. Judulnya beberapa emang clickbait banget ya, tapi lumayan menarik untuk saya versi muda.

Singkat cerita intinya saya jadi suka nulis juga, selain suka baca. Sebetulnya dari SD saya suka nulis diari. Zaman saya SD diari itu memang cukup ngetrend sih, bagus memang. Macam-macam yang saya tulis saat SD, dari mulai teman yang ngga bayar-bayar hutang jajan, sampe teman yang suka ngaku-ngaku bohong soal imajinatifnya. Setelah itu juga cukup trend ya zaman SMA, diari kolektif, jadi kita punya buku diari bareng teman-teman se-geng tapi bisa dipake bareng-bareng, seru banget, Masya Allah. Saya menggambar juga di diari tsb dikit-dikit berupa doodle komik sebisanya, dari mulai gambarin masing-masing temen se-geng (seingetku sih), sampai gambar komik soal gebetannya teman yang sedang jalan depan bangku kita menuju keluar pintu kelas dengan ekspresi melewati kami dengan cuek dan acuh 🤣

Oke, singkat cerita lanjut ke dunia digital, pasti banyak lah yang suka nulis blog saat itu. Zaman blogspot dan Multiply (I miss this platform 😢). Dari mulai nulis soal hobi saya maupun humor haha…Jadi bisa-bisanya saya nulis soal imajinasi khayalan seperti nulis sebuah surat untuk anak-anak di masa depan ketika saya sudah tua nanti. Tentu isinya udah ngga relevan ya, karena belum tentu sesuai syariat, haha…tapi saat itu responnya cukup bikin orang-orang ketawa termasuk temen-temen saya, karena temen-temen saya juga dimasukin ke surat itu. Kalau di Multiply kan blog tapi social media, jadi orang bisa view dan komen. Seperti Medium tapi buat having fun karakternya, bukan buat serius kek ginian.

Novel Online sebelum ada platform nulis

Platform Multiply tutup, tergantikan oleh Twitter dan Myspace, singkatnya saya iseng-iseng nulis novel dengan tema filsafat dicampur kegiatan hobi saya saat itu yang disebar online secara manual. Jadi belum ada wattpadd ya. Yang baca ya orang-orang dari komunitas yang sama, yang sehobi. Saya sebar di komen-komen akun MySpace pake link banner. Beberapa ada yang niat ngikutin baca. Tapi untung aja lah ngga terlalu dipake lama-lama karena ya isinya belum sesuai syariat. Skip sampe sini. Ini cuma untuk share proses menulis.

Ebook di tahun 2015 (updated part)

Saya baru ingat bagian ini, jadi saya tulis sebagai tambahan di sini. Bahwa di tahun 2015, saya pernah iseng bikin e book sekitar kalau tidak salah 40an halaman dengan layout yang horizontal mengenai UI Design website atas nama Info DKV. Namun entah gimana tidak dipublish, dengan layout yang sok-sokan grafis hehe … Hanya saja kalau saya cek ulang masih harus direvisi karena sudah lama juga. Mungkin someday akan direlease free jika sempat diperbaiki dan ditambahkan.

Terpikir buku Info DKV

Singkatnya, buku ini beres mungkin sekitar 1 tahun. Seingetku beres 2016. Saat itu saya sudah menikah, anak 1, menuju hamil anak kedua dan lagi kerja. Saya lihat akun-akun informasi sejenisnya di Twitter ujung-ujungnya pada bikin buku kalau followers-nya sudah cukup banyak. Dulu belum zaman Instagram ya. Akhirnya saya terinspirasi bikin juga, dengan bermodal semangat kata-kata pada buku periklanan tadi yang di atas saya sebut. Yaitu minimal bikin buku saat hidup walaupun sekali. Walaupun saya ngga intens update di Twitter sejak punya anak 2, akhirnya followers stuck di 10 ribuan selama 1 dekade mungkin hehe, walaupun terbantu dengan tiba-tiba tumbuhnya followers di Instagram @infodkv sebanyak 8 ribu dalam 1 bulan di tahun 2022 hanya karena update konten dengan gaya doodle. Dan ini terjadi juga di instagramnya @tanyajawab_ux di waktu bersamaan. Saat itu memang saya update masing-masing 1 post setiap hari selama 1 bulan.

Menulis buku saat kerja, memang lebih repot ketika niat mempublishnya. Saya memang publish secara indie/independen. Biar cepet aja. Daripada harus nunggu 2–3 bulan dan tak pasti kalau diajukan ke penerbit Major. Lagipula saya udah ada followers walaupun kalau banyak banget, sih ngga ya tapi not bad lah, gitu aja pikir saya sih. Dan juga jumlah royaltinya lebih besar walaupun produksinya lebih sedikit. Tapi untungnya qodarulloh, di tahun 2016 juga memang belum ada penerbit indie yang cukup niat dalam promosi di internet jikapun saat itu mau langsung dipublish. Dalam hal ini promosi penerbitnya sendirilah, ngga usah dulu bicara promosi buku-bukunya karena kalau indie kan promosinya lebih ke penulisnya masing-masing. Jadi ada penerbit indie di Bandung dulu, tapi sepertinya sekarang sudah tutup dan cara mengelola promosi dan brand mereka sebagai penerbit kurang maksimal, masih kaku. Saat itu ngga ada pilihan lagi, dan saya pun sempat kirim naskahnya. Tapi karena sibuk kerja akhirnya cukup terbengkalai, untungnya belum sampai bayar, baru cek jumlah halaman saja. Belum lagi waktu itu sistemnya produksi ratusan buku untuk dijual lagi, which biayanya sekitar 4 jutaan. Jadi ketarik-tarik, tuh budgetnya. Pas budgetnya adapun, sayanya selalu sibuk kerja. Hingga akhirnya sekarang ketika disearch ternyata sudah cukup banyak penerbit indie yang cukup niat membranding penerbitnya, bahkan rata-rata sistemnya lebih ke bayar jasa pengurusan terbit nya saja , bukan bayar percetakannya, karena sistem sekarang rata-rata biaya cetak ditanggung pembeli langsung, dengan mencetak beberapa dulu hingga produksi ulang tiap habis. Saya memilih Ellunar Publisher dari beberapa pilihan penerbit indie.

Sempat bingung apa e-book saja, atau buku fisik. Akhirnya saya putuskan buku fisik saja. Ada sih penerbit indie lainnya yang menyediakan keduanya dan bisa dijual juga keduanya, tapi royaltinya diatur. Dan saat itu setelah saya WA bagian CS-nya di saat weekend dimana mereka pada libur, yang fast response balas ketika Senin-nya, ya Ellunar hehe …

Saya juga merasa tanggung jawab karena sudah sempat meminta testimonial dari beberapa praktisi untuk buku ini. Ya, masa bukunya dicancel begitu saja hanya karena sibuk kerja. Qodarulloh, saat ini waktunya lagi pas. Padahal sebelumnya entah kapan publishnya dan udah kelamaan banget.

Motivasi isi buku

Saya memang tulis juga alasan motivasi nulis buku Info DKV yang berjudul ‘Peluang Kerja DKV’ ini utamanya ya karena followers Info DKV yang sejak 2011 dibangun akunnya sering pada bertanya soal seputar DKV, baik kuliahnya dan profesinya. Dan motivasi lainnya adalah untuk mensosialisasikan bidang DKV ini terutama akademis nya supaya ngga dipandang sebelah mata oleh masyarakat atau para orang tua. Memang ada kelemahan dan kelebihan di banding bidang sektor lain. Tapi kita harus menonjolkan kelebihannya juga. Bahwa kita memilih desain walau tak jarang karena kita ngga suka matematika atau bidang eksak, itu bukan karena kita ngga ada kemampuan dan bakat. Bahwa kita terlahir unik dengan kemampuan yang berbeda-beda. Dan bahwa ada lho, wadahnya pendidikan dan profesi untuk anak-anak yang mungkin kurang sreg dengan pelajaran sekolah selama ini. Karena saya alami sendiri, pelajaran sekolah anjlok tapi pas kuliah walau tak selalu mulus, koq mudah dapat nilai A atau nilai tertinggi, setidaknya pernah lah. Di sekolah mana ada hehe…kecuali saat sekolah di tempat-tempat yang kurang favorit, memang sempat dapat rangking itupun ngga maksimal. Untung di zaman sekarang rangking off the record ya, bund. Ngga diumumkan lagi. Ngga banget emang rangking itu!

Resesi

Mempublish buku di saat resesi ekonomi ini ngga mudah buat mental saya. Tapi qodarulloh, untungnya saya paham sedikit banyaknya soal tauhid dan bagaimana kita hanya bergantung pada Allah saja dan dimana segalanya sudah diatur dan tercatat olehNya sejak 50 ribu tahun lalu bahkan sebelum bumi dan langit diciptakan, sedangkan kita hanya setitik manusia saja. Setitik manusia yang diciptakanNya dan diberi rezeki olehNya, masa mau protes dan ngga mau nerima. Ya, kita nurut saja, ikuti saja sambil ikhtiar dan berdoa. Tugas manusia itu gitu saja, sebagai hamba, bukan pendemo Tuhan. Suka atau ngga, sakit atau senang. Saya pun mulai belajar untuk tidak terlalu musingin apa omongan orang. Ngga mudah, apalagi ada histori yang ngga enak, tapi kalau fokusnya hanya ke Allah , insya Allah jadi lebih mudah untuk bersyukur dan menerima situasi.

Dan terus terang saya juga terdampak resesi ini sebagai pekerja remote ke luar negeri, tapi kalau yang kita lihat dampak resesi di perekonomian dan pekerjaan ini khususnya di sektor Technology seperti mirip penyebaran virus Covid-19 walaupun beda konteks, sangat luas penyeberannya. Dan memang saling berkaitan juga antara Resesi dan pandemi. Setelah Covid-19 mulai mereda disambung perang Russia-Ukraina.

Semua sudah tahu kan pasti bahwa layoff terjadi dimana-mana bahkan di perusahaan FAANG, kecuali Apple karena Apple diklaim cermat dalam hiring saat masa pandemi, namun, itupun konon Apple juga mulai layoff di toko retailnya.

Jadi sekarang saya mencoba adaptif saja fokus di publish buku Info DKV beserta konten-kontennya di social media, juga iklan-iklannya, mengurusi kursusux.com untuk yang masih harus diurus, dan tentunya urus keluarga. Semua dilakukan di rumah. Itupun masih sempat sekali-kali mencoba menulis novel lagi, tapi belum secara serius ya. Iseng saja.

Untuk bekerja di bidang UX dan tech mungkin saya masih terbuka, tapi hanya bisa remote. Dan so far saya jalani dulu apa yang ada di depan mata, karena cukup butuh effort juga untuk jalanin yang sekarang ini. Seperti misalnya ada perusahaan dari sektor F&B melalui digital agency, mereka minta Info DKV untuk promosi eventnya dan saya buatkan draft post iklannya juga dengan ilustrasi doodle. Ini hal baru buat saya, sebelumnya saya sempat menolak cara ini karena belum siap. Alhamdulillah, memang ada saja hal-hal yang bisa saya kerjakan yang sesuai dengan kesukaan.

Jadi bagi yang sempat terpikir menulis buku, baik fiksi dan non-fiksi ngga ada salahnya dicoba, daripada ngga dicoba ya mending coba. Kalaupun ragu, pertimbangkan saja manfaat dan kerugiannya/mudharatnya untuk orang-orang. Kalau lebih besar manfaat, ngga ada salahnya lanjut.

--

--

Windyasari Septriani
Windyasari Septriani

Written by Windyasari Septriani

Product & Web Designer (Remote), mother of 2, Prev Depict.ai, mainteny.com, Bukalapak - ig @infodkv & tanyajawab_ux

No responses yet